Posted by PT. Solid Gold Berjangka on Monday 31 October 2016
Berdasarkan bocoran yang didapat dari akun Twitter@krispitech dimana pihak Motorola mengklaim bahwa Moto M akan dibekali dengan daya tahan baterai berkapasitas 5.100 mAh dan hal ini juga menepis bocoran sebelumnya yang mengungkapkan bahwa Moto M akan dibekali baterai berkapasitas 3.000 mAH. Tentunya dengan kapasitas sebesar tersebut maka smartphone ini pun diklaim dapat bertahan hingga 78 jam waktu bicara dan kurang lebih sebulan untuk waktu siaga bila tidak dipergunakan. Tetapi untuk penggunaan normal dapat bertahan sampai dengan seharian hanya dalam sekali pengisian.
Belum lama pihak Motorola secara resmi telah meluncurkan smartphone kelas menengah yakni Moto E3 Power di pasaran tanah air kita, Indonesia dimana smartphone ini mengandalkan pada kapasitas baterai besar didalamnya. Kini, dikabarkan kembali bahwa pihak Motorola pun akan menghadirkan Moto M ke pasaran tanah air kita, Indonesia dengan baterai yang lebih besar. Berbeda dengan Moto E3 Power yang ditujukan untuk kelas menengah menengah ke bawah namun untuk Moto M akan ditujukan kelas menengah ke atas.
Walaupun belum diketahui secara pasti kapan smartphone ini akan diluncurkan tetapi smartphone Moto M ini sudah terdaftar di situs Ditjen Sumber Daya Perangkat Pos Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikai dan Informatika yang terdaftar dengan kode XT1663. Meskipun masih berstatus SP3 atau tahap awal, tetapi hal ini adalah merupakan kabar baik, entah smartphone ini akan masuk ke Indonesia atau tidak, tetapi sepertinya pihak Motorola sudah tertarik untuk ikut bersaing di pasaran tanah air kita, Indonesia.
Spesifikasi dari smartphone Moto M ini antara lain adalah akan ditenagai oleh prosesor octa-core dari MediaTek dengan clockspeed 2.1GHz. Namun ada juga yang mengatakan jika smartphone ini bakal menggunakan chipset Snapdragon 625 octa-core dari Qualcomm. Didukung kapasitas memori dalam dua pilihan yakni RAM 3 GB dengan ROM 32 GB serta RAM 4 Gb dengan ROM 64 GB. Smartphone ini akan dijalankan dengan OS Android terbaru 7.0 Nougat.
Pesawat Nirawak Indonesia Kembali Gagal Penuhi Target | PT Solid Gold Berjangka
Menembus Langit merupakan sebuah proyek kolaborasi yang bertujuan utama mengembangkan penelitian di bidang aeronautika, penerbangan, serta meteorologi. Pesawat yang dapat dikategorikan ulang-alik (return to home) itu ditujukan untuk merekam data sebanyak-banyaknya mengenai kondisi atmosfer melalui berbagai sensor dan kamera yang tersemat di tubuhnya.
Peluncuran ulang pesawat nirawak Ai-X1 gagal menggapai target ketinggian 30 kilometer di lepas landas Sabtu (29/10) pagi. Kegagalan tersebut jadi yang kedua kalinya berturut-turut yang mendera proyek Menembus Langit.
Seperti dilansir dari Detikcom, Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Ai-X1 yang terbang dengan memanfaatkan balon udara sebagai transportasi pengangkut ke lapisan stratosfer melepaskan diri di ketinggian 19 km. Ketinggian itu jadi pencapaian paling tinggi dari beberapa kali peluncuran yang telah dilakukan sebelumnya.
"Sebenarnya kalau disebut sampai di stratosfer atau tidak itu relatif ya. Stratosfer itu kan yang mulai dari 8-10 km juga ada ya. Jadi kalau ditanya lagi sudah sampai stratosfer atau tidak, ya dari beberapa percobaan kemarin bisa dibilang sudah," ujar Azhar melalui sambungan telepon.
Walaupun Ai-X1 menunjukkan kemajuan dari sisi ketinggian yang dicapai, nasib pesawat nirawak ini belum diketahui keberadaannya. Setelah melepaskan diri dari balon udara, pesawat tidak pulang ke lokasi peluncuran. Padahal Ai-X1 adalah pesawat nirawak yang diprogram untuk mendarat otomatis tepat di titik di mana ia diluncurkan.
Laporan Detikcom di lokasi peluncuran di Balai Uji Teknologi Lembaga Antariksa Penerbangan Nasional (LAPAN) di Pamengpeuk, Garut, menyebut pesawat mendarat tak jauh dari lokasi peluncuran. Sampai saat berita ini ditulis pun, pesawat produksi AeroTerrascan masih belum ditemukan.
Hasil data tersebut selanjutnya akan dibagi dengan sejumlah universitas yang tertarik untuk meneliti lebih jauh temuan mereka. Sebelumnya, tim Menembus Langit sudah melakukan dua kali peluncuran. Pertama adalah uji terbang pada 27 Agustus dan yang terbaru lepas landas yang dilaksanakan Jumat (28/10).
"Tim kami masih menganalisis trouble yang terjadi. Dugaan sementara ada gangguaun pada GPS yang membuat pesawat jatuh tidak tepat pada titik peluncuran," kata Aji Pasha, Bagian Humas Ekspedisi Menembus Langit di lokasi peluncuran.
Nasib kurang baik menimpa kedua usaha peluncuran itu sehingga misi mengarungi stratosfer di ketinggian 30 km tak tercapai.
Dikonfirmasi di waktu terpisah, Azhar juga mengaku belum mendapat laporan terkait nasib Ai-X1."Kita juga masih dalam pencarian. Kita juga sedang memproses data-data yang masuk dari pesawat," aku Azhar.